Wednesday, February 4, 2015

Semua Harta Diwasiatkan Untuk Isteri Muda

Pertanyaan
Assalamu’alaikum
Ibu saya sudah meninggal dan ayah saya berkahwin lagi. Ayah saya bercadang setelah beliau meninggal nanti, seluruh harta yang dimilikinya mahu diwasiatkan/diberikan kepada isteri barunya.
Apakah ini dibenarkan dalam syariat Islam? kerana harta yang ada sekarang ini bukan hanya usaha dari ayah saya, tapi ibu saya juga berperanan dalam mendapatkan harta.
Terima kasih sebelumnya atas jawabanya.
Wassalamu’alaikum.
Dari: Endy

Jawapan:

Wa’alaikumus salam
Isteri termasuk ahli waris. Isteri mendapat jatah 1/4 atau 1/8, sebagaimana yang dijelaskan di surat An Nisa: 12. Dalam syariat kita, ahli waris tidak boleh menerima wasiat. Karena ahli waris sudah menerima jatah sesuai yang ditetapkan syariat. Sehingga ketika dia menerima wasiat, maka beerti dia mendapat jatah dua kali, dan tentu saja ini akan menzalimi ahli waris yang lain. Aturan inilah yang pernah dipesankan oleh junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallammelalui sabdanya ketika berkhutbah pada saat haji wada’:
أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ قَدْ أَعْطَى كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ،
 لَا وَصِيَّةَ لِوَارِثٍ
Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah memberikan jatah kepada masing-masing yang berhak. Kerana itu, tidak ada wasiat untuk ahli waris.” (HR. Ibn Majah 2714, At-Thabrani dalam al-Ausath 7791).
Jika dalam undang-undang sivil, manusia boleh membatalkan perjanjian demi hukum. Semangat ini juga seharusnya kita bangun dalam penerapan hukum syariat. Kesepakatan dan wasiat yang ditulis oleh si Mati, dan melanggar aturan syariat, wajib dibatalkan demi hukum Allah. 
Dengan demikian, wasiat yang disampaikan bapa anda tidak berlaku, sehingga jika sang isteri berpegang teguh dengan wasiat itu maka dikira menzalimi hak orang lain.
Hal terpenting yang patut kita perhatikan berkait pembagian warisan, bahwa Allah telah menetapkan aturan yang sangat jelas, baik dalam Alquran mahupun hadis. Sebagai seorang yang beriman kepada kitabullah, kita harus yakin bahwa aturan inilah yang terbaik dan yang paling adil. Dengan mengacu pada aturan ini, kita boleh menghindari berbagai sengketa dan permusuhan saat pembahagian warisan.
Oleh kerana itulah, setelah Allah menjelaskan pembahagian warisan yang benar, Allah memberikan ancaman kepada siapa saja yang cuba membelot dari aturan tersebut, melalui firman-Nya:
تِلْكَ حُدُودُ اللَّـهِ وَمَن يُطِعِ اللَّـهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿ ﴾
 وَمَن يَعْصِ اللَّـهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ
نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُّهِينٌ
Itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah dan Rasul-Nya, nescaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, nescaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. An-Nisa: 13 – 14)
Nyata ayat ini mengingatkan, bagi orang-orang yang pernah merampas hak orang lain terkait warisan, berhati-hatilah dengan ayat ini.

No comments:

Post a Comment